About Me

  • This is Slide 1 Title

    This is slide 1 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

  • This is Slide 2 Title

    This is slide 2 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

  • This is Slide 3 Title

    This is slide 3 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

Kamis, 11 Juli 2019

KEBUDAYAAN LOKAL DESA NGADIWONO TETAP KEKAL

Kekayaan seni dan budaya warisan luhur merupakan salah satu keindahan alam yang sangat sayang untuk dilewatkan. Di Desa Ngadiwono terdapat kesenian yang berlatarkan budaya Jawa yang masih terjaga dengan baik. Selayaknya desa wisata lainnya, di Desa Ngadiwono keseniannya secara intens sering dipertontonkan pada masyarakat. Masyarakat dan pemerintah setempat sangat mendukung lestarinya kesenian yang diajarkan pada anak cucu, contohnya yaitu:
No. Uraian Sumber Daya Sosial Budaya sebagai berikut
1. Seni Hadrah (1 Grup)

2. Baleganjur (3 Grup)

3. Jaranan (2 Grup)

4. Reog (2 Grup)

5. Pencak Silat (2 Grup)

Kesenian budaya di Desa Ngadiwono  dipertontonkan pada warga sekitar untuk acara tertentu misalnya untuk upacara entas-entas dalam adat Hindu. Suku Tengger khususnya di daerah Desa Ngadiwono ini melakukan upacara entas-entas atau disebut juga ngaben ala jawa yang merupakan ritual untuk menghormati mendiang yang telah tiada. Kesenian reog dan jaranan atau bantengan akan dihelat sebelum upacara entas-entas dilaksanakan.
Dengan memiliki kesenian budaya sendiri warga Desa Ngadiwono tentu tak kehilangan nilai luhur yang dapat dijadikan warisan untuk masa mendatang. Tingginya minat masyarakat dalam menikmati indahnya seni dan budaya mendorong warga Desa Ngadiwono terus mengembangkan kesenian mengikuti arus zaman sehingga penikmat tidak bosan. Kesenian di Desa Ngadiwono  tak hanya diikuti oleh para tetua, anak-anak juga mulai diajarkan untuk menjadi bagian dari kelompok kesenian sejak usia dini, misalnya belajar tari. Keindahan yang dapat dinikmati mata dari kesenian dan budaya di Desa Ngadiwono akan terus dijaga sebagai harta bernilai dari Indonesia tercinta.

KEBERAGAMAN HASIL BUMI DESA NGADIWONO, TOSARI, PASURUAN

Keadaan geografis dari Desa Ngadiwono mendukung untuk pertumbuhan sayur dan buah yang menghasilkan panen melimpah. Sejuknya temperatur udara dapat menjadikan tenang pengunjung yang datang. Desa Ngadiwono merupakan salah satu desa yang memiliki potensi dari hasil bumi yang patut untuk dikembangkan. Warga Desa Ngadiwono mengolah ladang mereka sendiri bersama anggota keluarga. Hampir dipastikan dalam setahun tiap bulan aka nada panen besar dari sayur mayur yang ditanam warga sekitar. Hasil bumi di Desa Ngadiwono tergolong melimpah dan hasilnya segar karena akan segera dipasarkan selepas panen. Rincian perkebunan di Desa Ngadiwono adalah sebagai berikut:
No.Uraian Sumber Daya Alam
1. Kentang 350 Hektar
2. Kobis 100 Hektar
3. Bawang 6 Hektar

4. Wortel 15 Hektar

5. Jagung 15 Hektar

6. Cemara / Akasia 75 Hektar
Dengan jumlahnya yang melimpah, harga hasil bumi di Desa Ngadiwono terbandrol cukup terjangkau untuk masyarakat. Bermacam-macam olahan masakan dan kerajinan kayu yang meningkatkan nilai jual bahan bakunya bisa didapatkan dengan mudah di Desa Ngadiwono. Selain sayur mayor yang dicantumkan di atas terdapat lahan warga yang digunakan untuk menanam buah. Dalam skala kecil terdapat perkebunan kopi arabica, perkebunan apel hijau, dan perkebunan jeruk nipis.

TITIK WISATA DESA NGADIWONO, TOSARI, PASURUAN


Desa  Ngadiwono  merupakan  desa  yang terletak di lereng Gunung Bromo dengan  ketingian  rata-rata 1300 - 2300 dpl, dengan suhu rata-rata 16 - 17 °C. Desa  Ngadiwono  memiliki luas wilayah 639,089 Hektar. Secara Administratif Desa Ngadiwono dibagi menjadi 4 Dusun yaitu Dusun Ledoksari, Dusun Krajan, Dusun Banyumeneng, dan Dusun Ketuwon. Secara geografis Desa Ngadiwono terletak pada posisi 7°90'-4°71' Lintang Selatan dan 112°8'-93°12'Bujur Timur. Desa Ngadiwono terdiri dari Empat Dusun Enam  RW (Rukun Warga) dan Dua Puluh Tiga RT (Rukun Tetangga). Dengan perincian sebagai berikut :
a. Dusun Ledoksari : 8 RT dan 2 RW
b. Dusun  Krajan : 8 RT dan 2 RW
c. Dusun Banyumeneng : 2 RT dan 1 RW
d. Dusun Ketuwon        : 5 RT dan 1 RW
Khusus di Dusun Banyumeneng, dapat diketahui dari nama dusun ini yaitu Banyumeneng, asal muasal nama ini diberikan dari lokasi sebuah kolam air dengan airnya yang tidak pernah surut maupun bertambah. Air di kolah tersebut Nampak tenang dan sangat stabil sehingga tercetuslah nama banyu (air) meneng (diam/tenang). Lokasi yang dekat dengan perkampungan warga membuat nyaman jika dikunjungi. Warga yang menyambut dengan ramah tidak membuat kesan dingin pada pengunjung.
Kemudian terdapat pula air terjun di dusun ini. Dengan ketinggiannya yang masih tergolong rendah membuat lokasi air terjun ini  tergolong aman untuk anak-anak. Warga sekitar sekali-kali menggunakan air terjun tersebut untuk mandi bersama anak-anak mereka. Perjalanan dari perkampungan warga tergolong gampang-gampang susah. Dengan akses kendaraan hanya menggunakan kendaraan roda dua. Mendekati daerah air terjun pengunjung diharuskan meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki. Keadaan tanah sekitar tidak memungkinkan untuk dilalui roda kendaraan. Keseruan dengan nuansa asri yang ditampilkan sebagai latar belakang air terjun akan membayar perjalanan menuju lokasi air terjun.